Minggu, 04 November 2018

Jaranan Sentewere 

Jaranan sebenarnya kesenian yang berasal dari kediri tetapi di madiun saat ini sudah bayak di budayakan di madiun kesenian yan menggam barkan perjalanan pasukan kuda bertemu dengan prabu singo barong dalam cerita ini  utusan dari prabu klono sewandono akan melamar dewi songgo langgit 

Dongkrek
Seni Dongkrek lahir pada sekitar tahun 1867 di Kecamatan Caruban yang saat ini namanya berganti menjadi Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Dongkrek dipopulerkan pada tahun 1910 oleh Raden Bei Lo Prawirodipura yang saat itu menjadi demang (jabatan setingkat kepala desa) yang membawahi lima desa di daerah Caruban.
  • Pagebluk atau Epidemi Wabah Penyakit

Konon pada sektitar tahun 1879 rakyat Desa Mejayan terkena wabah penyakit mematikan. Menderita sakit saat siang dan sorenya meninggal. Atau, sakit pada pagi hari, malam harinya seketika meninggal dunia. Dalam kesedihannya Raden Prawirodipuro melakukan meditasi dan bertapa di wilayah gunung kidul Caruban. Ia kemudian mendapatkan wangsit untuk membuat semacam tarian atau kesenian yang mampu mengusir balak.
Wangsit yang didapat menggambarkan para punggawa kerajaan roh halus atau pasukan genderuwo menyerang penduduk Mejayan akan dapat diusir dengan menggiring mereka keluar dari desa. Maka, dibuatlkan semacam kesenian yang melukiskan fragmentasi pengusiran roh halus yang membawa pagebluk tersebut.
  • Komposisi Pemain Dongkrek

Komposisi pemain fragmen satu babak pengusiran roh halus terdiri dari barisan buta (dari bahasa Jawa yang berarti buto atau raksasa), orang tua sakti, dan dua perempuan paruh baya.       Perempuan ini menyimbolkan kondisi rakyat yang lemah karena dikepung oleh para pasukan buta Kala. Sebelum pasukan buta berhasil mematikan para perempuan, muncul sesosok lelaki tua sakti yang dengan tongkatnya berhasil mengusir para barisan roh halus untuk pergi menjauh.
Selanjutya terjadi peperangan cukup sengit antara rombongan buta dengan orang tua sakti, yang dimenangkan oleh si lelaki sakti. Rombongan butayang kalah akhirnya menurut dan patuh. Si orang tua sakti yang didampingi dua perempuan menggiring pasukan buta Kala keluar dari Desa Mejayan. Sirnalah pagebluk yang menyerang rakyat Desa Mejayan selama ini. Tradisi ini kemudian menjadi ciri kebudayaan masyarakat Caruban dengan sebutan Dongkrek, yaitu satu kesenian yang menyiratkan pesan bahwa setiap maksud jahat akhirnya akan lebur juga dengan kebaikan dan kebenaran, hal ini sesuai dengan moto sura dira jaya ningrat, ngasta tekad darmastuti.

Asal Bunyi Alat Musik Dongkrek

Masyarakat pada waktu itu mendengar musik dari kesenian dongkrek ini berupa bunyian ’dung’ yang berasal dari beduk atau kendang dan ’krek’ dari alat musik yang disebut korek. Dari bunyi ’dung’ pada kendang dan ’krek’ pada korek inilah kemudian muncul nama kesenian Dongkrek. Alat korek berupa kayu berbentuk bujur sangkar dengan satu ujungnya terdapat tangkai kayu bergerigi yang saat digesek berbunyi ’krek’. Dalam perkembangannya digunakan pula alat musik lain berupa gong, kenung, kentongan, kendang, dan gong berry sebagai perpaduan budaya Islam, budaya Cina, dan kebudayaan masyarakat Jawa pada umumnya.
 Madiun adalah sebuah kota yang sangat mempesona karena madiun mempunyai banyak warisan budaya yang khas yaitu ada pencak silat, dongkrek, jaranan, reog, dan lain" madiun yang dulunya di kenal dengan PKI tetapi sesungguhnya madiun hanya korban dari keganasan PKI dan sebenarnya madiun adalah kota Wali karena setelah di usut bupati atau yang pertama kali membabat kota madiun adalah keturunan dari kerajaan dan binaan dari para wali demikian yang budaya- budaya tersebut terlahir dan terus di kembangkan di madiun misalnya

PENCAK SILAT




Kabupaten Madiun Jawa bakal ditetapkan sebagai kampung pencak silatdunia mengingat salah satu kota di Jawa Timur ini memiliki banyak perguruhan yang saat ini sudah tergabung dalam satu wadah, yaitu Paguyuban Kampung Pesilat.
"Kalau Bali merupakan destinasi wisata, maka Madiun akan menjadi destinasi pencak silat dunia. Ini adalah peluang. Apalagi pencak silat mulai dikenal di dunia," kata Menpora Imam Nahrawi di sela silaturahmi dengan pesilat di Pendopo Kabupaten Madiun, Sabtu.

Peluang pencak silat untuk lebih dikenal ke kancah internasional saat ini memang terbuka. Apalagi olahraga bela diri asli Indonesia ini akan dipertandingkan pada kejuaraan empat tahunan terbesar di Asia, yaitu Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. "Nanti untuk pertama kalinya pencak silat akan dipertandingkan. Ini menunjukkan jika pencak silat diakui sebagai salah satu cabang olahraga bela diri," kata pria yang akrab dipanggil Cak Imam itu. Di Kabupaten Madiun saat ini ada 11 perguruan pencak silat yang semuanya memiliki massa yang besar, antara lain Persaudaraan Setia Hati Terate, Persuadaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo, Persaudaraan Setia Hati Tuhu Tekad, IKS Kera Sakti, Ki Ageng Pandan Alas, Tapak Suci, Pro Patria, Persinas ASAD, Merpati Putih, Pagar Nusa dan Cempaka Putih. Sebelum ada Paguyuban Kampung Pesilat, beberapa perguruan sering terjadi gesekan, bahkan pernah disebut sebagai agenda tahunan. Namun, dengan adanya peguyuban tersebut tidak ada lagi gesekan yang mengarah pada mengganggu ketertiban masyarakat. "Silat bukan tempat untuk berkonflik, namun silat adalah tempat untuk mempersatukan dan mengangkat harkat martabat bangsa," kata pria kelahiran Bangkalan, Madura, itu. Untuk itu, orang nomor satu di Kemenpora mengajak Pagayuban Kampung Pesilat untuk memberikan dukungan penuh pengenalan pencak silat ke seluruh dunia seperti yang telah dilakukan oleh Kemenpora saat ini. Sasaran utamanya adalah pencak silat dipertandingkan di Olimpiade. Sementara itu, Bupati Madiun Muhtarom mengatakan pihaknya menyambut baik apa yang menjadi rencana Menpora Imam Nahrawi. Bahkan pihaknya memiliki program yang lebih besar, yaitu menjadikan pencak silat sebagai industri. "Kami ingin pencak silat menjadi industri pariwisata sekaligus menjadi cabang olahraga prestasi yang pantas untuk dibanggakan. Ini adalah warisan budaya Indonesia. Jadi harus dilestarikan," katanya saat dikonfirmasi.Dalam silaturahmi dengan Paguyuban Kampung Silat ini juga diperagakan seni bela diri dari 11 perguruhan yang ada. Semuanya menyajikan kekhasan yang dimiliki masing-masing perguruan. Saat ini di bawah binaan IPSI Madiun juga disiapkan atlet-atlet muda yang ke depan bakal menjadi tulang punggung timnas pencak silat Indonesia. [Antara]